Mengenal Protokol Routing

Routing adalah proses untuk meneruskan paket-paket jaringan dari satu jaringan ke jaringan lainnya melalui sebuah internetwork. Dalam jaringan yang melakukan routing tersebut adalah perangkat jaringan yang disebut router. Sedangkan protokol yang digunakan router untuk melakukan routing ada dua yaitu: routing statik dan routing dinamik.

  • Routing Statik (Static Routing)

Yaitu, router mempelajari rute yang dibentuk oleh administrator jaringan secara manual. Sehingga administrator jaringan harus memperbarui rute tersebut secara manual juga ketika terjadi perubahan topologi internetwork.

  • Routing Dinamik (Dynamic Routing)

Yaitu, router mempelajari rute berdasarkan protokol routing tertentu yang dikonfigurasi oleh administrator  jaringan. Routing ini bersifat dinamik yaitu mampu beradaptasi terhadap perubahan topologi internetwork. Sehingga administrator tidak perlu memperbaruinya secara manual, kecuali jika memang ingin mengganti protokol routing dinamik yang sebelumnya dengan protokol routing dinamik yang lainnya.

Dalam protokol routing dinamik terdapat bermacam-macam, berikut beberapa diantaranya:

 # RIP (Routing Information Protocol)
RIP mengirim tabel routing yang lengkap ke semua interface yang aktif selama 30 detik. RIP hanya menggunakan jumlah hop untuk menentukan cara terbaik ke sebuah jaringan luar, tetapi RIP secara default memilki jumlah hop maksimum yang diizinkan, 15 buah, berarti jika ada 16 yang ke-16 tersebut tidak terjangkau (unreachable). RIP bekerja baik pada jaringan kecil, tetapi tidak efisien pada jaringan besar dengan link WAN atau jaringan yang menggunakan banyak router.

RIP v1 menggunakan classful routing, yang berarti semua semua alat yang terhubung dalam jaringan harus menggunakan subnet mask yang sama. Hal ini dikarenakan RIP v1 tidak mengirim update dengan informasi subnet mask di dalamnya. Sedangkan RIP v2 menyediakan sesuatu yang disebut prefix routing, dengan begitu bisa mengirim informasi subnet mask bersama update-update dari RIP v2. Oleh karena tersebut ini disebut classless routing.

# IGRP (Interior Gateway Routing Protocol)
IGRP dikembangkan untuk mengatasi keterbatasan jumlah hop yang dapat dijangkau oleh RIP v1 yaitu mampu menjangkau maksimum 255 hop. Selain itu IGRP mampu memilih jalur terbaik berdasarkan parameter-parameter seperti bandwidth, reability, delay, dan laod, sedangkan RIP v1 tidak mampu. Namun IGRP memiliki kesamaan dengan RIP v1 yaitu sama-sama classful routing dan distance vector.

# EIGRP (Enhanced Interior Gateway Protocol)
EIGRP sama halnya dengan pengembangan RIP v2 terhadap RIP v1 yaitu pengembangan terhadap IGRP dalam kemampuan untuk memasukkan subnet mask ke dalam update-update rutenya dan juga dilengkapi kemampuan untuk melakukan perangkuman (summarization) prefiks IP.

Berikut fitur-fitur EIGRP yang lebih unggul daripada IGRP:

  • Mendukung IP, IPX, dan AppleTalk melalui modul-modul yang bersifat protocol dependent.
  • Pencarian neighbourhood network yang dilakukan dengan efisien.
  • Komunikasi melalui Reliable Transport Protocol (RTP).
  • Pemilihan jalur terbaik melalui Diffusing Update Algorithm (DUAL).


*Catatan: IGRP dan EIGRP dikembangkan oleh Cisco System, Inc sehingga yang dapat menggunakkanya hanya perangkat (router) Cisco dan perangkat vendor lain yang memiliki lisensi Cisco.

# OSPF (Open Shortest Path First)
OSPF adalah alternatif protokol routing bagi jaringan besar yang router-routernya tidak semuanya dari Cisco ataupun yang berlisensi Cisco. Cara kerja OSFP berdasarkan algoritma yang disebut algoritma Dijkstra. Yaitu, pertama sebuah "pohon" jalur terpendek (shortest path tree) akan dibangun, kemudian tabel routing akan diisi dengan jalur-jalur terbaik yang dihasilkan oleh "pohon" tersebut. Routing yang dapat didukung oleh OSPF hanya routing IP saja.

2 responses to “Mengenal Protokol Routing

  1. ke materi IP dulu,
    IPv4
    pembagian IP berdasarkan fungsi
    trus subnetting
    baru routing

Leave a Reply